Tips menghadapi ANAK SUSAH MAKAN

Jika si kecil tidak sedang ada masalah dengan fisik atau kesehatannya namun nafsu makannya kurang cobalah untuk mengupayakan beberapa hal ini :

1. Jangan panik, tetaplah untuk sabar dan tenang.
2. Berikan saja makanan dalam porsi yang sedikit namun lebih sering dalam
pemberiannya.
3. Pilih makanan lengkap gizi yang dihidangkan dalam satu jenis makanan.
4. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan.
5. Anak umumnya tertarik untuk mencoba/mencicipi makanan yang berbeda dengan yang
ada di piringnya. Pada kesempatan ini, anda dapat menyediakan berbagai makanan
lain yang mungkin menarik untuk dicicipi olehnya.
6. Sajikan makanannya dengan lebih menarik, misalnya nasi tim yang dibentuk
menyerupai wajah badut atau boneka.
7. Tempatkan makanan dan minuman di peralatan makan yang lebih menarik misalnya
dengan menggunakan piring atau cangkir bergambar hewan atau maianan kesukaannya.
8. Makan bersama yang menyenangkan diharapkan dapat menggugah semangatnya untuk
makan seperti anggota keluarganya.

Namun jika selera makan anak terus menurun dengan berbagai upaya yang telah anda lakukan, periksakan ke dokter. Mungkin perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Selamat mencoba.


[Selengkapnya.]

BELAJAR DARI LINGKUNGAN

1. Jika anak selalu dicela, maka ia belajar jadi penuduh
2. Jika anak selalu dimusuhi, maka ia belajar jadi tukang berkelahi
3. Jika anak selalu diejek, maka ia akan jadi pemalu
4. Jika anak selalu diberi malu, maka ia belajar jadi merasa bersalah
5. Jika anak selalu disabari, maka ia belajar jadi sabar
6. Jika anak selalu diberi dorongan, maka ia belajar jadi yakin
7. Jika anak selalu dihargai, maka ia belajar untuk menghargai
8. Jika anak selalu diperlakukan dengan semestinya, maka ia belajar jadi adil
9. Jika anak selalu merasa aman, maka ia belajar punya kepercayaan diri
10. Jika anak selalu dibenarkan dalam hal yang semestinya, maka ia belajar mencintai diri sendiri
11. Jika anak selalu diterima dengan hati persahabatan, maka ia belajar mencari kecintaan di dunia ini.




[Selengkapnya.]

Deteksi dini DBD dan Tipus

Ada beberapa tanda-tanda yang harus kita waspadai jika seseorang yang dekat dengan kita udah mengalami panas sampe 4 hari....

Kenali Gejalanya
Gejala demam berdarah dengue memang tidak jelas, bahkan hampir menyerupai dengan gejala demam karena infeksi lain, seperti flu atau tifus. Perbedaannya, pada flu biasanya disertai batuk dan pilek sedang demam berdarah tidak, kecuali apabila penderita juga mengalami infeksi virus flu bersamaan. Demam tifus biasanya disertai denyut nadi yang melemah, sedang demam berdarah diiringi gerak nadi yang lebih cepat dari normal. Apabila sampai dua hari demam masih berlanjut, harus segera diadakan pemeriksaan tes darah untuk melihat kadar trombositnya.

Bagaimana agar DBD khususnya pada anak dapat diketahui secara dini? Tanda bahaya apakah yang harus dicurigai agar tidak terjadi keterlambatan?

Masyarakat awam, bahkan seorang dokter yang ahli pun kadang sulit mendeteksi lebih awal diagnosis DBD. Gejala awal DBD tidak khas, hampir semua infeksi akut pada awal penyakitnya menyerupai DBD. Gejala khas seperti perdarahan pada kulit atau tanda perdarahan lainnya kadang terjadi hanya di akhir periode penyakit. Tragisnya bila penyakit ini terlambat didiagnosis, maka kondisi penderita sulit diselamatkan.

Perjalanan penyakitnya sangat cepat, dalam beberapa hari bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam keadaan kritis. Untuk menghindari keterlambatan diagnosis DBD, perlu diketahui deteksi dini dan tanda bahaya DBD.

Kecemasan semakin meningkat, bila saat ini anaknya mengalami panas badan apa pun penyebabnya. Pikiran pertama yang muncul di kepala adalah apakah dia menderita demam DBD?

Tipus:

* Penyebab : bakteri Salmonella typhi
* Penularan : melalui makanan/minuman yang terkontaminasi
* Gejala Tifus : tidak enak badan, demam, sakit perut, sakit kulit tidak menetap, pembesaran limpa, jumlah sel darah putih normal atau rendah, dapat menyebabkan komplikasi berbahaya yaitu perdarahan dan luka pada usus
* Pemeriksaan laboratorium : Widal & Gal Kultur



[Selengkapnya.]